Langsung ke konten utama

#CatatanCakrawala - Panorama Pasir Putih, Air Terjun Bumbun dan Tugu Equator Tumbang Olong #ExploreMurungRaya

Bukit Pasir Putih, mungkin juga disebut Bukit Tengkorak, adalah salah satu bukit yang cukup tinggi di jalur HPH yang menghubungkan daerah Uut Murung dan Muara Bumban. Ketinggiannya hampir mencapai >200an mdpl, tidak jauh dari situ terdapat Air Terjun Bumbun berketinggian sekitar 80 meter dan Desa Tumbang Olong yang merupakan ibukota Kecamatan Uut Murung. Di sanalah terdapat Tugu Khatulistiwa karena letaknya tepat di atas garis Khatulistiwa, dengan kata lain tempat tersebut jika diambil garis lurus maka sejajar dengan Kota Pontianak di Kalimantan Barat. 

Titik kulminasi yaitu saat Matahari berada di atas garis Khatulistiwa (sekitar tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September), juga terjadi di Tugu Equator Tumbang Olong ini, walaupun mungkin berbeda jam dengan Tugu yang di Pontianak. Pada saat itu bayangan kita akan tidak terlihat selama beberapa detik, karena Matahari akan berada tepat di atas kepala kita.

Jarak tempuh menuju Kecamatan Uut Murung ini cukup jauh, sekitar 120 km, dan waktu tempuh 4-5 jam, dengan kondisi jalan tanah dan berbatu. Lebih disarankan menggunakan trail atau mobil double kabin (4WD) karena ada beberapa jalan yang medannya cukup terjal dan sebagian berbatu cadas, sehingga rawan licin dan berlumpur.


Ada dua (atau kemungkinan tiga) rute yang bisa diambil ketika kita akan menuju Kecamatan Uut Murung ini, yakni melewati Muara Bumban (Puruk Cahu seberang) atau Saripoi melalui jalur Konut. Nah, admin akan mengambil jalur tercepat, yakni melewati Konut. Start pointnya dimulai dari Bundaran Mura Emas Kota Puruk Cahu.


Bundaran Mura Emas

Kemudian ambil jalan lurus ke arah kota sampai ada persimpangan, belok kiri ke arah Dirung Lingkin/Tahujan Ontu/Mangkahui. Belok kanan masuk ke arah kota.




Persimpangan kedua belok kiri ke arah Christian Center/Rujab DPRD. Tetap lurus.



Persimpangan ketiga belok kanan ke kantor Pemkab Murung Raya. Tetap lurus.


Persimpangan keempat belok kiri ke arah Saripoi.



Persimpangan pertama belok kanan masuk Jalan Liang Pandan, namun kita tetap lurus.


Jalurnya sebagian cor semen, sebagian berbatu.



Panorama perbukitan selama perjalanan



Masuk desa Konut ada gerbang (lupa moto), kemudian tikungan ke kanan, lurus masuk desa. Tidak jauh dari situ ada persimpangan kecil ke Betang Konut (belok kiri masuk sekitar 100 meter). Tetap lurus ikuti jalan cor semen.


Melewati Balai Diklat dan Panorama Perbukitan.


Melewati desa Karali, kemudian tidak berapa lama masuk ke Kelurahan Saripoi, ditandai dengan gapura selamat datang.



Sekitar 2 km lagi ada turunan curam mendekati perkampungan. Tidak jauh dari situ ada persimpangan, belok kiri masuk Kampung, belok kanan ini menuju Dirung Duhung. Kita belok kiri.


Menyusuri perkampungan dengan Sungai Bumban di sebelah kanan, melewati jembatan rangka baja, tidak jauh dari situ sekitar 500an meter, ada panorama bukit lain yang tidak kalah unik dari Kalompai, namanya Bukit Mahatulu (lebih terlihat jelas di desa Olung Ulu)


Kemudian masuk persimpangan kedua, inilah jalur Perusahaan yang ane maksud. Belok kiri menuju Uut Murung, belok kanan menuju Muara Bumban (memutar perbukitan).

kiri: jalan kembali; kanan: menuju Uut Murung
Melewati desa Olung Ulu, dari sini bukit Mahatulu terlihat jelas.

Kemudian melewati desa lain seperti Mantiat Pari, Kolam, lalu beberapa camp (tempat persinggahan bagi kendaraan perusahaan terutama Truk Pengangkut Kayu). Yang harus diperhatikan bahwa rambu-rambu di jalur ini berbeda dengan jalan raya. Ada rambu yang bertuliskan kiri, artinya kita harus ambil lajur kiri, dan ada rambu yang bertuliskan kanan, artinya kita harus ambil lajur kanan, ini untuk mencegah kita bersinggungan dengan Truk Pengangkut Kayu yang ukurannya cukup panjang.

Ada beberapa persimpangan di jalan ini, tapi ambil jalan yang menuju Laas (Uut Murung), bisa dilihat dari ukuran jalan dan berapa banyak kendaraan yang melewati jalan tersebut. Setidaknya bawa ban serep karena daerah yang kita lalui ini adalah daerah hutan yang sangat jauh dari keramaian dan bengkel tentunya hehe... (Pohon di sini tinggi-tinggi gan)

Menara Pemantau Kebakaran Hutan

Hamparan Hutan yang masih Hijau
Setelah melewati hutan-hutan yang kelihatan seram kalau dilewati pada malam hari, sekitar 3 jam melintasi jalur yang berkelok-kelok dipenuhi bebatuan dan tanjakan yang cukup tinggi dengan kemiringan sekitar 60 derajat, ada satu tanjakan yang sangat tinggi dengan tempat santai di atasnya, itulah perbukitan Pasir Putih.


Tempat ini sangat RECOMMENDED buat Berkemah atau Hammocking. Entah seperti apa Panorama Pasir Putih ini saat pagi hari, kemungkinan sama seperti di Puncak Mandiangin.



Inilah Heart of Borneo, Jantung Kalimantan. Jajaran Pegunungan Muller dan Kubah Hijau yang menghampar sejauh mata memandang hehe.


Lanjut perjalanan sekitar 2 km menuruni tebing, akan ada plang Selamat Datang. Di sinilah pintu masuk ke Air Terjun Bumbun (singgah dulu gan)


Parkir di tempat yang sudah disediakan, kemudian berjalan melewati tangga turun.


Hutan yang masih asri, dan pohonnya masih tinggi-tinggi


Samar-samar terlihat Air Terjunnya. Sepertinya ini tingkat paling bawah.


Dan inilah dia, Air Terjun Bumbun, dengan total tingkatan sekitar 7 tingkat.


HDR-nya lebih jelas


Arus airnya cukup deras, kemungkinan karena habis hujan, tapi tetap BEAUTIFUL. Sayangnya tidak ada area yang cocok untuk berkemah, kecuali di Pasir Putih tadi.

Sebenarnya masih banyak Air Terjun yang lebih lebar dan "Cantik", salah satunya di Kecamatan Seribu Riam, namanya Air Terjun Tahatoi dan Air Terjun Sungai Belatung di daerah Tumbang Topus *sebutan lainnya Ongkong Tomoroh. Tentunya dengan rute yang lebih ribet hehe. Makin ke hulu makin banyak Air Terjun tentunya yang belum tersentuh oleh manusia sekalipun.

Oke, lanjut perjalanannya, sekitar 5 km lagi masuk di desa Tumbang Olong (ditandai dengan portal/gapura kecil). Ada beberapa persimpangan, persimpangan pertama lurus, yang kedua belok kiri tetapi tetap ikuti jalannya yang lurus ke depan (ane lupa moto jalannya, tetapi ada di peta). Hingga sampai ke Tugu Equatornya, persis di sebelah kiri jalan.

Tugu Equator Tumbang Olong

 


Jika diukur dengan GPS akan ditemukan titik 0 derajat 0 menit 0 detik lintang berada tepat di belakang tugu. Sangat direkomendasikan datang kesini saat titik Kulminasi Matahari seperti yang dijelaskan di atas.

Sebenarnya ada beberapa destinasi lain yang bisa ditemukan di daerah Uut Murung ini, hanya saja akses yang cukup sulit membuat waktu tempuh yang dicapai cukup lama, dan 'memaksa' kita untuk menginap. Walaupun demikian ada beberapa tempat singgah yang menyediakan penginapan dengan harga terjangkau. 

Destinasi lain yang bisa ditemukan di Uut Murung adalah Puruk Bahio, yaitu perbukitan berbatu dengan corak dan bentuk seperti bukit Langara di Loksado, kemudian jembatan Pajai, yang melintasi Sungai Murung, jika diambil rutenya kemungkinan dari Tugu Equator mengikuti jalan lintas ke arah Kalasin (Desa di bagian paling hulu Tumbang Olong). Kemudian Batu Ayau, yang berbatasan dengan Kalimantan Timur, yang berada di desa Tumbang Topus, desa terujung dan paling hulu di Sungai Murung/Sungai Barito.

Peta Destinasi Murung Raya (dapat berubah sewaktu-waktu, karena daerah Kec. Laung Tuhup dan daerah sekitar Puruk Bondang masih belum dieksplore)


Demikian catatan admin mengenai destinasi-destinasi wisata di Murung Raya, mungkin masih belum lengkap karena masih ada beberapa tempat yang belum dijelajahi, terutama Tanah Siang Selatan dan Laung Tuhup. Harap maklum karena untuk mencapai tempat-tempat tersebut membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Semoga bisa jadi Bahan Referensi Travelling kalian dan jangan lupa Jaga Kebersihan dan Sopan Santun selama di Perjalanan. Let fresh your mind and GO!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CatatanCakrawala - Sebuah Perjalanan Tak Terduga di Hulu Kabupaten Kapuas #Masuparia

Desa Masuparia Masupa Ria, adalah salah satu Desa yang berada di hulu Kapuas, tepatnya di hulu Sungai Mendaun anak Sungai Kapuas. Sekedar Informasi Desa terujung di Sungai Kapuas adalah Tumbang Bukoi, dan Desa yang berada di Muara Sungai Kapuas adalah Desa Batanjung. Keduanya berada di Kabupaten Kapuas, kabupaten yang wilayahnya memanjang dari hilir sampai ke hulu Kapuas. Tapi bukan Kapuas di Pontianak, tetapi di Kalimantan Tengah (biar ga typo hehe). Desa ini juga berada di daerah perbukitan yang merupakan jajaran Pegunungan Schwaner dan Muller, sehingga Masupa Ria juga termasuk dalam Jantung Kalimantan (Heart of Borneo). Di daerah ini juga terdapat areal pedulangan emas yang materialnya diambil dari kaki Gunung Puti/Masupa. Di tempat ini juga terdapat 3 Air Terjun dengan tinggi sekitar 100 meter.

#CatatanCakrawala - Monumen Tambun Bungai #Throwback #ExploreGunungMas

Monumen Tambun Bungai Monumen Tambun Bungai, merupakan satu dari benda cagar budaya bersejarah yang ada di Kabupaten Gunung Mas, sekaligus juga salah satu destinasi Wisata Budaya yang memiliki daya tarik tersendiri. Tambun Bungai, ini diambil dari nama dua orang tokoh legenda Suku Dayak, yakni Tambun dan Bungai. Legenda dan cerita rakyat Tambun Bungai sangat dikenal masyarakat setempat sebagai asal usul manusia di bumi Kalimantan Tengah. Tambun Bungai menjadi ikon Kalimantan Tengah, yakni Bumi Tambun Bungai, dan diambil sebagai nama jalan di beberapa kota di Kalimantan Tengah. Oke, sekarang kita akan mencoba melakukan perjalanan kembali ke "akar"