Langsung ke konten utama

#CatatanCakrawala - The Beginning

Memulai artikel perjalanan Jelajah Cakrawala dengan kata 'the Beginning'

Sebenarnya dimulai dari keinginan membuat sebuah blog bertemakan travelling, entah kenapa. Karena keinginan hati juga ingin mempromosikan tempat-tempat menarik khususnya di Kalimantan Tengah ini. Dengan melakukan travel-blogging harapannya itu bisa terwujud. Selain juga mencoba-coba ingin menggarap video tentang ini. Yah kalau memang terwujud...

Kenapa namanya jadi Jelajah Cakrawala? Awalnya admin terinspirasi dari sebuah anime berjudul Log Horizon. Sebuah Anime bertemakan Sci-Fi mengisahkan tentang dunia game. Di dunia game kita bisa berpetualang, mengarungi dunia yang sebenarnya juga tidak nyata. Log Horizon ini sendiri merupakan nama guild. Dalam bahasa Indonesia sendiri artinya Catatan Cakrawala.

Dan inilah Catatan Cakrawala saya, ketika saya mencoba menjelajahi bumi Kalimantan ini, bahkan mungkin Indonesia, atau ekspansi ke luar? Siapa yang tahu...

Jelajah Cakrawala adalah bagian dari Catatan Cakrawala yang ingin saya buat. Catatan sebuah perjalanan dimana saya mendapat banyak pengalaman, banyak cerita-cerita tidak terduga, pengalaman menarik yang tak terlupakan, seperti menjelajahi cakrawala yang tidak ada batasnya. Tentunya tidak lepas dari tema awal- Travelling. Jelajah Cakrawala adalah apa yang admin kerjakan, dan Catatan Cakrawala mengimplementasikan catatan penjelajahan itu.

Dan saya tambahkan lagi pada hashtag ala Instagram #CatatanCakrawala. Di sana kalian bisa melihat catatan perjalanan admin selama ini. Mengarungi berbagai tempat dan belajar banyak hal dari sana. Dan kenapa saya seperti tiba-tiba ingin menjelajah? Dan apa arti berpetualang menurut saya? Inilah Catatan Cakrawala saya:

Arti Petualang itu...?

Apa arti petualang menurutku? Apa arti dari berpetualang sebenarnya?

Kita semua adalah petualang kehidupan, bukan? Hanya saja terkadang kita senang berada di dalam zona yang menurut kita aman. Secara tidak langsung kita membatasi diri kita dari pengetahuan di luaran sana.

Petualang itu bebas dan mereka adalah orang-orang yang berani menaklukkan batasan di dalam diri mereka. Pengetahuan yang mereka dapat tentang kehidupan terkadang lebih banyak ketimbang mereka yang betah di zona yang katanya aman itu.

Memang tidak semua pengetahuan itu baik, karena itu kita harus ingat bahwa dasar dari segala pengetahuan itu adalah kedekatan dengan Sang Pencipta. (Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan).

Menjadi petualang kadang tidak berarti harus liburan, walaupun sebagian besar orang ketika liburan mereka berpetualang. Petualang itu mereka yang belajar dari kehidupan sekitarnya, melihat sesuatu hal itu apakah baik dan bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya ataupun tidak.

Kalau ditanya kapan saya memutuskan diri menjadi petualang, jawabnya mungkin sejak saya berada di dunia ini dan mulai mengenal lingkungan sekitar, rasa penasaran untuk menjelajah selalu ada, tujuannya hanya satu, mengumpulkan pengetahuan dan mempelajarinya. Menjadi traveler, itu lain lagi ceritanya.

Yeah, I’m just a knowledges collector, and I learned from it.

Saya merasa miris, kadang-kadang, melihat mereka yang katanya petualang, traveler, tetapi ternyata tidak menunjukkan etika sebagai traveler yang baik. Mereka yang katanya berpetualang tetapi tujuannya hanya untuk kesenangan, akan berbeda dengan mereka yang berpetualang untuk mengumpulkan pengetahuan, belajar dari pengetahuan itu, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Saya menjadi traveler (bedakan dengan petualang), sebenarnya bermula dari rasa muak. Pertama, muak terhadap orang-orang yang bisa menjelajah, dan menikmati alam/tempat wisata dengan biaya yang sebenarnya tidak murah, tapi mereka bisa dengan mudah menikmatinya, Kedua, muak terhadap keadaan yang stuck dan keinginan untuk refreshing yang lagi-lagi terhalangi oleh keterbatasan biaya dan waktu. 

Keinginan itupun perlahan berubah seiring waktu, ketika saya memahami bahwa menjelajah tidak sesimple datang, foto-foto eksis dan hangout. Saya mulai bersyukur ketika saya mengenal konsep trip minimalis (Backpacking, Hitch-hiking, Share-cost dsb) melihat banyak orang yang sebenarnya bisa trip tetapi harus merogoh kocek mahal hanya untuk bermewah-mewah tapi pada akhirnya tidak menemukan esensi dari sebuah penjelajahan, petualangan. Hanya satu kata yang bisa saya dapat ketika mereka kembali dari liburan mereka: Tepar, Teler, Ngantuk, Busau.

Sejak saat itu saya mulai berpikir, dan saya menyadari selama ini penjelajahan saya tidak sia-sia. Walaupun sebagian besar dilakukan secara solo (sendirian), saya merasakan suasana yang berbeda, pikiran jauh lebih tenang, lebih damai, lebih bebas. Dan yang lebih enak, kita tidak perlu cemas dengan jadwal-jadwal perjalanan berikutnya karena semuanya yang kita atur sendiri. Dan yang lebih seru lagi, kita bisa lebih mengenal wilayah yang ada disekitaran kita tanpa harus jauh-jauh ke tempat lain. Saya selalu memulai trip dari yang ringan (terdekat) hingga yang berat (terjauh), tetapi itu tergantung rute yang ditempuh.

Apapun itu yang saya dapat dari penjelajahan saya, mengenai arti Petualang dan Traveler sebenarnya, Petualang itu sejatinya tidak mencari kesenangan, terkadang Petualang (seperti saya) justru berpetualang untuk mencari suasana baru, bahkan menjauh dari hiruk pikuk kota dan kejamnya dunia yang dirancang manusia (hehe). Lebih tepatnya, saya ingin menemukan kembali ciptaan Tuhan itu, dunia yang sebenarnya, yaitu Alam.

Orang yang berpetualang untuk mencari makna kehidupan akan berbeda dengan orang yang berpetualang untuk kesenangan dirinya sendiri.

Tetaplah menjadi petualang kehidupan, walaupun mungkin masih berada di zona aman, tetap mencoba untuk melampaui batasan itu... Sekalipun menurut kita itu mustahil. Banyak hal yang kita dapat ketika berpetualang. Hal yang hanya kita lihat di layar komputer atau televisi tidak akan menunjukkan realita yang sebenarnya di lapangan.

Go explore the world! Ingat, nenek moyang kita juga petualang :)

Nah, Siapkah anda menjelajah hari ini? #CatatanCakrawala

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CatatanCakrawala - Batu Suli dan Puruk Tamanggung Amai Rawang #ExploreGunungMas

Batu Suli dan Puruk Amai Rawang di belakangnya. Tampak Desa Upon Batu di sebelah kanan Bukit Masih di Kabupaten Gunung Mas, kali ini admin membahas tentang sebuah tempat yang bagi sebagian besar masyarakat Kalteng sudah tidak asing lagi, yaitu Batu Suli. Ini bukan nama Jalan di Kota Palangka Raya, juga bukan nama sebuah Hotel hehe... Namun Batu Suli merupakan sebuah tebing batu berbentuk lancip yang berada di tepian sungai Kahayan tepatnya di desa Upon Batu, Kecamatan Tewah. Kenapa disebut Batu Suli, dikarenakan di atas bukit tersebut terdapat semacam buah hutan yang bernama buah Suli, salah satu buah khas Kalimantan. Di belakang Batu Suli ini sendiri ada sebuah bukit yang cukup tinggi yang tebingnya juga menjorok ke arah sungai, namanya Puruk Tamanggung Amai Rawang atau lebih singkatnya sering disebut Puruk Amai Rawang, diambil dari kata Puruk yang artinya Puncak Gunung/Bukit, dan nama Amai Rawang sendiri diambil dari seorang Tamanggung (sekarang lebih disebut Damang/Kepal

#CatatanCakrawala - Monumen Tambun Bungai #Throwback #ExploreGunungMas

Monumen Tambun Bungai Monumen Tambun Bungai, merupakan satu dari benda cagar budaya bersejarah yang ada di Kabupaten Gunung Mas, sekaligus juga salah satu destinasi Wisata Budaya yang memiliki daya tarik tersendiri. Tambun Bungai, ini diambil dari nama dua orang tokoh legenda Suku Dayak, yakni Tambun dan Bungai. Legenda dan cerita rakyat Tambun Bungai sangat dikenal masyarakat setempat sebagai asal usul manusia di bumi Kalimantan Tengah. Tambun Bungai menjadi ikon Kalimantan Tengah, yakni Bumi Tambun Bungai, dan diambil sebagai nama jalan di beberapa kota di Kalimantan Tengah. Oke, sekarang kita akan mencoba melakukan perjalanan kembali ke "akar"

#CatatanCakrawala - Air Terjun Tosah, Desa Muara Jaan #ExploreMurungRaya

Air Terjun Tosah (3 Tingkat) Air Terjun Tosah merupakan satu dari beberapa Air Terjun yang telah terekspose di Kabupaten Murung Raya. Air Terjun 3 tingkat ini letaknya di Desa Muara Jaan, walaupun tidak persis di desanya. Seperti yang telah admin ceritakan sebelumnya, ini adalah air terjun yang bisa dikunjungi ketika kita hendak menuju Puruk Cahu, kalau melewati jalan darat dan tidak melewati pesawat atau kapal. Keunikan dari air terjun ini adalah pada saat musim kemarau air terjun ini akan kelihatan terbelah menjadi tiga aliran air (tingkat 1) dan 4-5 aliran di tingkat bawahnya (belah 3-nya mirip dengan Mandin Pantan di Riam Kanan Kalimantan Selatan). Airnya bahkan masih cukup jernih tidak terkontaminasi oleh zat-zat beracun atau warna-warna kekuningan ala sungai-sungai yang sering jadi sasaran tempat pendulangan emas seperti sebagian besar sungai di Kalimantan heuheu...