Langsung ke konten utama

Apa Kabar?

Semoga yang membaca ataupun yang hanya numpang lewat di blog ini sehat-sehat saja. Itu doaku. Perkenalkan saya admin blog yang mati suri ini. Sebut saja...admin. Saya masih sehat, masih bisa tersenyum dan tertawa, walaupun dunia ini masih saja tidak baik-baik saja.

Aku tidak tahu apakah masih banyak orang yang membaca catatan seperti ini di internet. Yang saya tahu ini adalah era dimana semua orang bisa jadi terkenal hanya karena bikin karya ataupun drama. Melakukan hal-hal positif atau melakukan hal-hal tolol. Bagiku sama saja.

Dulu blog ini adalah tempatku berkeluh kesah, berbagi cerita jaman kuliah, ataupun cerita perjalananku. Cerita saya memang tidak se-wah teman-teman yang sudah naik pesawat 70 kali lewat Bandara Juanda untuk sekedar transit atau bolak balik Soetta. Dan juga tidak se-wah teman-teman yang sudah pegang paspor atau visa untuk jalan-jalan ke negeri yang hanya bisa dilihat di layar komputer, tv atau mungkin majalah dan koran-koran. Cerita yang saya bagikan hanya cerita konyol, yang hanya akan membuat kalian bosan membacanya.

Era internet dan pandemi selama dua tahun ini cukup mengubah hidup saya. Dulunya saya harus ke Wifi ID Corner hanya untuk browsing, buka sosmed, download film, sampai menulis tulisan random seperti ini. Sekarang saya bisa melakukan segalanya dari rumah, dengan bantuan provider plat merah yang sudah masuk daerah saya walaupun dengan kecepatan seadanya (untuk mobilitas sekarang yang mengharuskan saya untuk WFH dan live stream). Jaman dulu kecepatan internet >30mbps rasanya sangat mustahil didapat. Makanya saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam di Wifi ID hanya untuk download film dan youtube.

Bicara WFH, saya sekarang sudah tidak lagi menganggur. Saya sudah jadi pegawai teladan dalam tanda kutip walaupun dengan gaji yang tidak begitu banyak. Kesibukan di kantor membuat saya perlahan melupakan kebiasaan saya menulis di blog seperti ini. Banyak hal, yang dulu bisa saya lakukan ketika menganggur, sekarang sudah tidak bisa saya lakukan. Salah satunya membuat komik, mixing audio, dan menulis cerita-cerita pendek/fanfic. 

Bagaimana dengan video editing dan travelling? Dua hal ini saya lakukan tergantung situasi. Kalau sudah lelah dan "burnout", biasanya saya akan memilih untuk menghilang. Jalan-jalan ke suatu tempat, entah jauh atau dekat. Kadang saya bisa mengambil footage untuk diabadikan dalam bentuk video, tapi kadang tidak. Makanya tidak semua catatan perjalananku bisa dibagikan lewat video, karena proses editingnya juga tergantung suasana hati..hehe. Saya biasanya mengupload video perjalanan saya di youtube (channel yt: Geng Pundang). Perlahan tapi pasti beralih dari travel blogger jadi travel vlogger.

Proses peralihan dari blog menjadi video ini sebenarnya juga tidak mudah, karena saya sendiri bukan orang yang jago dalam ngebacot (bahasa inggrisnya Public Speaking). Tapi karena banyak momen yang sepertinya agak hambar jika diceritakan dalam bentuk blog, mau tidak mau saya harus beralih ke video. Walaupun sebenarnya saya bukan pengincar subscriber atau adsense. Saya orang yang murni mengupload video ke youtube hanya untuk sekedar menyimpan berbagai macam momen yang bisa saya buka sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Bahasa kantornya, arsip pribadi tapi publik. Pusing kan?

Tidak cuma itu, kadang-kadang saya juga menyampaikan banyak keluh kesah di youtube lewat live atau podcast, walaupun pada akhirnya diprivate, karena tidak semuanya bisa dibuka ke publik, terutama jika hal itu sangatlah sensitif untuk dibicarakan. Yah, bangsa kita sekarang sudah makin baperan. Dikit-dikit penjara, UU ITE, pencemaran nama baik, semacam itulah.

Dan masih banyak lagi hal yang menjadi alasan saya untuk tidak lagi menulis di blog ini. Mohon maaf tapi sepertinya sebagian besar orang juga sepertinya tidak akan berminat untuk membaca tulisan seperti ini lagi.

Bayangkan saja, Indonesia termasuk negara dimana masyarakatnya memiliki tingkat literasi yang cukup rendah. Jangankan baca blog, baca berita online aja gak sampai habis. Cuma mentok di judul saja. Padahal cuma akal-akalan yang nyusun berita itu biar trafficnya gede. Bikin headline yang cemewew yang mengundang reaksi netizen.

Masyarakat Indonesia juga semakin dimanjakan dengan banyaknya konten-konten di sosial media yang kadang bagus, tapi kadang juga banyak tidak jelasnya. Kadang ada benarnya, kadang ada kelirunya. Yang lebih parah lagi. Ada benarnya tapi sebagian perkataannya dipotong-potong supaya yang benar itu jadi gak benar. Nah, makin pusing kan?

Dan lagi-lagi, berita-berita yang penuh hal absurd. Polisi tembak polisi, anak tembak ibu, perselingkuhan, pelakor, bunuh diri, perang Rusia dan Ukraina, krisis Sri Lanka, Citayam Fashion week. Semuanya menghiasi tahun 2022 ini dengan penuh keceriaan. Apa sih yang dipikirkan orang-orang ini?

Semua itu membuat saya menyimpulkan bahwa dunia ini masih tidak baik-baik saja. Aku pikir hanya aku saja yang hidupnya gak beres. Dunia ini juga. Saat ini pun aku masih berjuang untuk banyak hal, walaupun agak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Aku yang sekarang sangat low ambition. Tapi tidak berarti pasrah dengan keadaan. Lebih tepatnya mencoba hidup dengan gaya para filsuf Stoa ala Seneca atau Marcus Aurelius.

Buat saya sekarang, ajaran filsafat seperti Stoikisme menyelamatkan persepsi saya yang sesat tentang sesuatu. Ketika mencintai seseorang, dulu saya lebih banyak berharap, tapi sekarang tidak. Jatuh cinta adalah sesuatu yang muncul di luar kendali saya, tapi apa yang akan saya lakukan untuk menyikapi hal itu, itu ada dalam kendali saya.

Dan lagi-lagi saya harus mengakhiri catatan tidak jelas ini, lagipula tidak semua hal bisa saya bagikan disini. Saya hanya berharap semoga saja blogger tidak bubar di masa yang akan datang, jadi catatan saya bisa tersimpan rapi disini untuk dibaca oleh saya dimasa depan, istri atau anak cucu. Semoga saya masih sehat sampai hari itu tiba. Saya tidak akan bilang ini catatan terakhir saya di Blogger, karena saya tidak tahu suatu saat nanti mungkin saya akan kembali menulis lagi disini, entah kapan.

Panjang umur untuk blogger. Panjang umur untuk semuanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CatatanCakrawala - Batu Suli dan Puruk Tamanggung Amai Rawang #ExploreGunungMas

Batu Suli dan Puruk Amai Rawang di belakangnya. Tampak Desa Upon Batu di sebelah kanan Bukit Masih di Kabupaten Gunung Mas, kali ini admin membahas tentang sebuah tempat yang bagi sebagian besar masyarakat Kalteng sudah tidak asing lagi, yaitu Batu Suli. Ini bukan nama Jalan di Kota Palangka Raya, juga bukan nama sebuah Hotel hehe... Namun Batu Suli merupakan sebuah tebing batu berbentuk lancip yang berada di tepian sungai Kahayan tepatnya di desa Upon Batu, Kecamatan Tewah. Kenapa disebut Batu Suli, dikarenakan di atas bukit tersebut terdapat semacam buah hutan yang bernama buah Suli, salah satu buah khas Kalimantan. Di belakang Batu Suli ini sendiri ada sebuah bukit yang cukup tinggi yang tebingnya juga menjorok ke arah sungai, namanya Puruk Tamanggung Amai Rawang atau lebih singkatnya sering disebut Puruk Amai Rawang, diambil dari kata Puruk yang artinya Puncak Gunung/Bukit, dan nama Amai Rawang sendiri diambil dari seorang Tamanggung (sekarang lebih disebut Damang/Kepal

#CatatanCakrawala - Monumen Tambun Bungai #Throwback #ExploreGunungMas

Monumen Tambun Bungai Monumen Tambun Bungai, merupakan satu dari benda cagar budaya bersejarah yang ada di Kabupaten Gunung Mas, sekaligus juga salah satu destinasi Wisata Budaya yang memiliki daya tarik tersendiri. Tambun Bungai, ini diambil dari nama dua orang tokoh legenda Suku Dayak, yakni Tambun dan Bungai. Legenda dan cerita rakyat Tambun Bungai sangat dikenal masyarakat setempat sebagai asal usul manusia di bumi Kalimantan Tengah. Tambun Bungai menjadi ikon Kalimantan Tengah, yakni Bumi Tambun Bungai, dan diambil sebagai nama jalan di beberapa kota di Kalimantan Tengah. Oke, sekarang kita akan mencoba melakukan perjalanan kembali ke "akar"

#CatatanCakrawala - Air Terjun Tosah, Desa Muara Jaan #ExploreMurungRaya

Air Terjun Tosah (3 Tingkat) Air Terjun Tosah merupakan satu dari beberapa Air Terjun yang telah terekspose di Kabupaten Murung Raya. Air Terjun 3 tingkat ini letaknya di Desa Muara Jaan, walaupun tidak persis di desanya. Seperti yang telah admin ceritakan sebelumnya, ini adalah air terjun yang bisa dikunjungi ketika kita hendak menuju Puruk Cahu, kalau melewati jalan darat dan tidak melewati pesawat atau kapal. Keunikan dari air terjun ini adalah pada saat musim kemarau air terjun ini akan kelihatan terbelah menjadi tiga aliran air (tingkat 1) dan 4-5 aliran di tingkat bawahnya (belah 3-nya mirip dengan Mandin Pantan di Riam Kanan Kalimantan Selatan). Airnya bahkan masih cukup jernih tidak terkontaminasi oleh zat-zat beracun atau warna-warna kekuningan ala sungai-sungai yang sering jadi sasaran tempat pendulangan emas seperti sebagian besar sungai di Kalimantan heuheu...