Multiple Roles = Peran Ganda
Banyak sekali contoh konkretnya di dalam kehidupan, contohnya seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak, dia juga menjadi seorang guru yang ternyata mengajar di sekolah tempat anaknya sendiri dan mengajar anaknya sendiri sebagai seorang guru di sekolah tersebut.
Di satu sisi seorang ibu dapat menjadi seorang guru untuk anaknya di sekolah, itulah Multiple Roles.
Ada contoh lain, di dalam lingkungan perkuliahan ada seorang kakak beradik, namun beda tingkatan, karena sang kakak harus memilih bekerja dahulu setelah itu kuliah dan adiknya yang duluan kuliah, maka sang adik yang menjadi senior bagi kakaknya di lingkungan kampus. Otomatis mereka juga punya multiple roles, karena si kakak harus tetap menganggap adiknya sebagai senior di kampusnya, walaupun dalam keluarga, sang kakak-lah yang lebih tua usianya.
Ada juga yang mendefinisikan multiple roles sebagai seseorang yang punya profesi berbeda, sebagai guru sekaligus karyawan contohnya, atau berkaitan dengan kedudukan seperti yang telah dijelaskan di atas.
Lalu apa kaitannya dengan sebuah hubungan?
Mungkin ada yang pernah dengar fenomena - fenomena dalam relationship, contohnya pembantu naksir majikan, atasan naksir bawahan, atau mungkin yang lebih ekstrem seperti di lagunya zigaz, sahabat jadi cinta.
Saya pernah baca salah satu twitter yang intinya mengatakan ini 'coba tanyakan kepada sahabatmu apakah dia memendam perasaan kepadamu?' dan ketika pada tweeps mempraktekkannya ada yang retweet dan banyak sekali responden yang menjawab ada!
Fenomenal, mungkin itu yang ada di benak pikiran ketika itu... Bahkan ada yang ngetwit gara - gara saran si pengirim twit yang saya bilang sebelumnya, banyak kaum jomblo yang tidak galau lagi. Dari situ sebenarnya saya mulai berpikir, ternyata itu salah satu barikade penghalangnya.
Sebenarnya admin sendiri tergolong 'malas' menyampaikan hal ini, tetapi admin mencoba membuka banyak fakta yang terjadi dalam hubungan di masa sekarang:
Seperti yang pernah dikeluhkan (gak cuma admin sendirian juga kayanya), gaya - gaya hubungan anak muda jaman sekarang lebih cenderung ngikut arus. Makanya ketika mereka mencoba arus lain mereka kemungkinan akan berpikir dua kali atau bahkan tidak akan mau sama sekali. Sebenarnya mencoba sesuatu yang lain dalam hubungan itu tidak buruk, bahkan kalau kita ngikut arus yang benar secara segi moral dan etika itu sudah merupakan true mainstream...
Dan juga mereka tidak mau melakukannya karena mereka tidak mau nantinya akan timbul masalah ini itu, terus bukankah kalau mereka melakukan hal yang mainstream ga akan timbul kena masalah juga?
Jadi inti permasalahannya hanya satu: Kebanyakan orang kuatir sebelum mencoba. That's a fact. Hidup itu adalah proses, jika kita tidak mencoba sampai kapan kita akan tetap terpuruk kepada hal - hal yang sifatnya not useless. Silahkan renungkan sendiri.
Inti yo rek, kalau ngerasa gak yakin jawabannya cuma satu: Doa. Buat diri kita lebih yakin, toh ternyata itu yg Tuhan pilih buat kita, that's a grace, right. Itu juga adalah berkat anugerah dari Tuhan yang secara tidak langsung kita terima, kalaupun kita menolak berkat itu berarti kita juga menolak Tuhan, artine sama saja dengan tidak bersyukur. Okay?
Mau peran biasa kek ataupun peran ganda, kalau semuanya baik dan bertujuan/prospek ke depannya bagus that's not bad. Follow your ways, guys. Jangan ampe nyungsep. Gitu aja.
Sebegitu saja caci maki dari admin. Semoga bermanfaat...
Banyak sekali contoh konkretnya di dalam kehidupan, contohnya seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak, dia juga menjadi seorang guru yang ternyata mengajar di sekolah tempat anaknya sendiri dan mengajar anaknya sendiri sebagai seorang guru di sekolah tersebut.
Di satu sisi seorang ibu dapat menjadi seorang guru untuk anaknya di sekolah, itulah Multiple Roles.
Ada contoh lain, di dalam lingkungan perkuliahan ada seorang kakak beradik, namun beda tingkatan, karena sang kakak harus memilih bekerja dahulu setelah itu kuliah dan adiknya yang duluan kuliah, maka sang adik yang menjadi senior bagi kakaknya di lingkungan kampus. Otomatis mereka juga punya multiple roles, karena si kakak harus tetap menganggap adiknya sebagai senior di kampusnya, walaupun dalam keluarga, sang kakak-lah yang lebih tua usianya.
Ada juga yang mendefinisikan multiple roles sebagai seseorang yang punya profesi berbeda, sebagai guru sekaligus karyawan contohnya, atau berkaitan dengan kedudukan seperti yang telah dijelaskan di atas.
Lalu apa kaitannya dengan sebuah hubungan?
Mungkin ada yang pernah dengar fenomena - fenomena dalam relationship, contohnya pembantu naksir majikan, atasan naksir bawahan, atau mungkin yang lebih ekstrem seperti di lagunya zigaz, sahabat jadi cinta.
Saya pernah baca salah satu twitter yang intinya mengatakan ini 'coba tanyakan kepada sahabatmu apakah dia memendam perasaan kepadamu?' dan ketika pada tweeps mempraktekkannya ada yang retweet dan banyak sekali responden yang menjawab ada!
Fenomenal, mungkin itu yang ada di benak pikiran ketika itu... Bahkan ada yang ngetwit gara - gara saran si pengirim twit yang saya bilang sebelumnya, banyak kaum jomblo yang tidak galau lagi. Dari situ sebenarnya saya mulai berpikir, ternyata itu salah satu barikade penghalangnya.
Sebenarnya admin sendiri tergolong 'malas' menyampaikan hal ini, tetapi admin mencoba membuka banyak fakta yang terjadi dalam hubungan di masa sekarang:
Seperti yang pernah dikeluhkan (gak cuma admin sendirian juga kayanya), gaya - gaya hubungan anak muda jaman sekarang lebih cenderung ngikut arus. Makanya ketika mereka mencoba arus lain mereka kemungkinan akan berpikir dua kali atau bahkan tidak akan mau sama sekali. Sebenarnya mencoba sesuatu yang lain dalam hubungan itu tidak buruk, bahkan kalau kita ngikut arus yang benar secara segi moral dan etika itu sudah merupakan true mainstream...
Dan juga mereka tidak mau melakukannya karena mereka tidak mau nantinya akan timbul masalah ini itu, terus bukankah kalau mereka melakukan hal yang mainstream ga akan timbul kena masalah juga?
Jadi inti permasalahannya hanya satu: Kebanyakan orang kuatir sebelum mencoba. That's a fact. Hidup itu adalah proses, jika kita tidak mencoba sampai kapan kita akan tetap terpuruk kepada hal - hal yang sifatnya not useless. Silahkan renungkan sendiri.
Inti yo rek, kalau ngerasa gak yakin jawabannya cuma satu: Doa. Buat diri kita lebih yakin, toh ternyata itu yg Tuhan pilih buat kita, that's a grace, right. Itu juga adalah berkat anugerah dari Tuhan yang secara tidak langsung kita terima, kalaupun kita menolak berkat itu berarti kita juga menolak Tuhan, artine sama saja dengan tidak bersyukur. Okay?
Mau peran biasa kek ataupun peran ganda, kalau semuanya baik dan bertujuan/prospek ke depannya bagus that's not bad. Follow your ways, guys. Jangan ampe nyungsep. Gitu aja.
Sebegitu saja caci maki dari admin. Semoga bermanfaat...
Komentar
Posting Komentar