Langsung ke konten utama

KULIAH UMUM TECHNO-ENTERPRENEURSHIP JAPAN

Pada hari Jumat, 18 Februari 2011 kemarin, Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya, tempat dimana Official TI Base Camp ‘bernaung’, kedatangan tamu dari negeri Sakura atau bisa dikatakan Japanese. Beliau adalah seorang CEO (Manager) dari sebuah perusahaan bernama Midori Engineering Corp. (www.midori-eng.co.jp) bernama Yukihisa Shigenaga.

Beliau sebelumnya merupakan seorang Konsultan Teknik Sipil dan berasal dari bagian barat Honshou, beliau melanjutkan studi di Pulau Hokkaido di Jepang dan setelah itu berusaha untuk mencari usaha sendiri. hingga akhirnya menjadi manager di perusahaannya Beliau menjadi pembicara di Kuliah Umum  tentang Techno-Enterpreneurship, di situ diberikan pemaparan mengenai kiat – kiat berwirausaha serta pengalaman beliau sendiri ketika memimpin perusahaannya.

Techno-Enterpreneurship sendiri diambil dari dua kalimat (sepertinya) yaitu Technology (Teknologi) dan Enterpreneurship (Kewirausahaan/Kewiraswastaan). Selama kuliah umum, beliau memberikan penjelasan secara detil, terutama tentang perusahaannya (Dengan dibantu dengan seorang penterjemah tentunya). Beliau juga memperkenalkan teknologi yang mungkin belum banyak mahasiswa yang tahu, seperti alat (semacam sensor) yang setiap menitnya mengirim gambar langsung ke Jepang dan di uji coba saat kuliah umum berlangsung namun ada beberapa trouble salah satunya disebabkan oleh jaringan. Selain itu beliau juga menjelaskan tentang teknologi sensor untuk mendeteksi bahaya banjir dan sensor untuk mengirim data dan informasi dan bisa diakses melalui media apa saja, termasuk mobile phone (ponsel).

Teknologi sensor semacam itu disebut Sesame System, dimana seseorang bisa mengetahui suatu informasi dengan cepat, terutama informasi bila di sekitar mereka akan terjadi banjir atau kebakaran. Detailnya memang sulit dipahami namun intinya kita semua mengetahui tentang teknologi – teknologi tersebut yang bisa digunakan dalam perusahaan kita. Perusahaan Midori Engineering sendiri merupakan perusahaan yang fokusnya ke sektor lingkungan (Mungkin itu alasan mengapa nama Perusahaannya adalah Midori, karena identik dengan sesuatu yang hijau/subur. Nama Midori ini pun mengingatkan kami dengan Midori no Hibi, topik official kami sebelumnya).

Selain itu pula beliau mengenalkan beberapa selingan hiburan berupa musik ‘penyemangat’. Maklum, peserta yang datang memang sangat banyak bahkan hampir memenuhi auditorium (yang hadir saat itu juga termasuk Ketua TI Base Camp dan Dewan Organisasinya) dan juga pemaparan yang agak lama. Tidak hanya itu beliau juga memberikan motivasi kepada peserta juga kepada official. Salah satunya adalah jangan pernah menyerah dan tetap berjuang untuk mengejar cita – cita.

Terakhir, beliau sempat menyisipkan beberapa ayat Alkitab, yang intinya bahwa tidak hanya jangan pernah menyerah, tetapi kita harus mengandalkan Tuhan dalam berusaha. Pada sesi terakhir beliau diberikan hadiah cenderamata sebagai kenang – kenangan dan sempat berfoto bersama dengan Panitia dan para Dosen yang menghadiri.

Ada Kesan tersendiri saat mengikuti Kuliah Umum ini, salah satunya adalah ketika beliau menyuguhkan beberapa teknologi canggih yang mungkin kita para mahasiswa ini masih awam dengan hal itu. Apalagi saat ini masih belum ada teknologi semacam itu di Indonesia. Ada banyak hal yang bisa diperoleh dari situ, disamping memperkaya pengalaman. Sungguh mungkin ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Official TI Base Camp.

Akhir kata, seperti yang kami kutip sedikit dari kata – kata beliau, banyak tantangan yang harus kita hadapi, apabila kita sungguh – sungguh berusaha maka kita akan memperoleh hasil. Walaupun belum memahami maksud beliau yang sesungguhnya akan tetapi kita telah mendapatkan point yang sesungguhnya.

SALAM TI BASE CAMP!


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CatatanCakrawala - Sebuah Perjalanan Tak Terduga di Hulu Kabupaten Kapuas #Masuparia

Desa Masuparia Masupa Ria, adalah salah satu Desa yang berada di hulu Kapuas, tepatnya di hulu Sungai Mendaun anak Sungai Kapuas. Sekedar Informasi Desa terujung di Sungai Kapuas adalah Tumbang Bukoi, dan Desa yang berada di Muara Sungai Kapuas adalah Desa Batanjung. Keduanya berada di Kabupaten Kapuas, kabupaten yang wilayahnya memanjang dari hilir sampai ke hulu Kapuas. Tapi bukan Kapuas di Pontianak, tetapi di Kalimantan Tengah (biar ga typo hehe). Desa ini juga berada di daerah perbukitan yang merupakan jajaran Pegunungan Schwaner dan Muller, sehingga Masupa Ria juga termasuk dalam Jantung Kalimantan (Heart of Borneo). Di daerah ini juga terdapat areal pedulangan emas yang materialnya diambil dari kaki Gunung Puti/Masupa. Di tempat ini juga terdapat 3 Air Terjun dengan tinggi sekitar 100 meter.

#CatatanCakrawala - Monumen Tambun Bungai #Throwback #ExploreGunungMas

Monumen Tambun Bungai Monumen Tambun Bungai, merupakan satu dari benda cagar budaya bersejarah yang ada di Kabupaten Gunung Mas, sekaligus juga salah satu destinasi Wisata Budaya yang memiliki daya tarik tersendiri. Tambun Bungai, ini diambil dari nama dua orang tokoh legenda Suku Dayak, yakni Tambun dan Bungai. Legenda dan cerita rakyat Tambun Bungai sangat dikenal masyarakat setempat sebagai asal usul manusia di bumi Kalimantan Tengah. Tambun Bungai menjadi ikon Kalimantan Tengah, yakni Bumi Tambun Bungai, dan diambil sebagai nama jalan di beberapa kota di Kalimantan Tengah. Oke, sekarang kita akan mencoba melakukan perjalanan kembali ke "akar"

#CatatanCakrawala - Panorama Pasir Putih, Air Terjun Bumbun dan Tugu Equator Tumbang Olong #ExploreMurungRaya

Bukit Pasir Putih, mungkin juga disebut Bukit Tengkorak, adalah salah satu bukit yang cukup tinggi di jalur HPH yang menghubungkan daerah Uut Murung dan Muara Bumban. Ketinggiannya hampir mencapai >200an mdpl, tidak jauh dari situ terdapat Air Terjun Bumbun berketinggian sekitar 80 meter dan Desa Tumbang Olong yang merupakan ibukota Kecamatan Uut Murung. Di sanalah terdapat Tugu Khatulistiwa karena letaknya tepat di atas garis Khatulistiwa, dengan kata lain tempat tersebut jika diambil garis lurus maka sejajar dengan Kota Pontianak di Kalimantan Barat.  Titik kulminasi yaitu saat Matahari berada di atas garis Khatulistiwa (sekitar tanggal  21-23 Maret dan 21-23 September), juga terjadi di Tugu Equator Tumbang Olong ini, walaupun mungkin berbeda jam dengan Tugu yang di Pontianak. Pada saat itu bayangan kita akan tidak terlihat selama beberapa detik, karena Matahari akan berada tepat di atas kepala kita. Jarak tempuh menuju Kecamatan Uut Murung ini cukup jauh, sekitar 120 km,