Langsung ke konten utama

Nisekoi (2) : Live Action dan Sikap "Politik" Penulis

Zawsze in Love, untuk Pemilu Damai.



Tulisan ini saya buat sehari sebelum Pemilu Serentak 2019.

Dan seperti yang saya duga, Live Action Nisekoi saat artikel ini ditulis masih belum rilis versi blu-raynya jadi belum bisa dilihat cerita penuhnya seperti apa. Apakah similiar dengan Anime dan Manganya atau tidak.

Hanya saja ada beberapa gambaran yang bisa dilihat dari beberapa trailernya, bahwa adegan yang akan difilmkan mungkin hanya sebatas adegan-adegan yang ada di Season 1 Animenya, dan pastinya akan ada perbedaan sedikit dengan cerita aslinya.

Dan suasana politik saat ini juga makin panas. Menjelang Pemilu pun sudah banyak yang coba-coba bikin onar. Tapi kita skip dulu masalah ini, karena memang ada pihak-pihak yang tidak menginginkan Pemilu ini berjalan damai, kurasa. Tapi semoga saja tidak.

Seperti beberapa artis dan public figure yang sudah mulai menentukan sikap politik mereka, dan memberi dukungan mereka kepada Capres 01 dan 02. Sayapun punya sikap "politik" sendiri. Nggak perlu dijelaskan dengan gamblang karena akan merusak hakikat pemilu itu sendiri yang LUBER dan JURDIL. LUBER dan JURDIL itu apa? Googling sendiri.

Sikap "Politik" saya di Nisekoi, adalah seperti ini.

Mungkin banyak yang belum tahu di part sebelumnya, saya pernah membahas tentang Fanwar yang masih berlanjut sampai sekarang, yaitu Fanwar antara koalisi Chitoge dan koalisi Onodera, yang selanjutnya akan saya sebut dengan koalisi gadis Mafia dan koalisi tukang kue.

Sama seperti sikap Raku yang tidak "golput", dia memilih pasangan yang menurut dia mau menerima baik dan jeleknya dia, dan Raku sendiri menerima segala kejelekan yang ada di orang tersebut.

Dalam beberapa hal saya membaca manganya berulang-ulang dan melihat proses hubungan baik antara Raku dan Chitoge ataupun Raku dengan Kosaki.

Dan entah kenapa saya merasa walaupun Raku kenal Kosaki lebih lama dari Chitoge, tetapi perasaan yang ada di mereka masing-masing lebih ke sebatas cinta monyet. Dasar cinta dimana hanya menggunakan insting semata (perasaan deg-degan dan lain sebagainya).

Saya bandingkan lagi, dengan Chitoge. Tadinya mereka tidak saling kenal, bahkan bermusuhan pada awalnya. Namun karena selalu bersama dan berbagi cerita, akhirnya mereka benar-benar seperti sahabat dekat, walaupun Chitoge memendam perasaan ke Raku lebih dalam daripada itu. Chitoge mulai menerima banyak hal jelek yang ada di Raku, salah satunya adalah cenderung kurang tegas dan kurang bisa berantem, dan mulai merasa nyaman dalam beberapa kondisi ketika Raku berusaha melindunginya.

Walaupun dengan Kosaki kedekatan mereka terlihat similiar, tetapi jika menelusuri manganya lebih lanjut kau akan menemukan perbedaannya.

Raku dengan perasaan cinta "monyet"nya dengan Kosaki, dia tidak terlalu banyak melakukan manuver. Jalan bersama sih sering, hanya saja spending a quality time layaknya sahabat dekat, hampir jarang ditunjukkan di manga, membuat saya sendiri ragu jika seandainya mereka bisa bersama dalam keadaan seperti itu. Menurutku seperti kenal tapi tidak benar-benar kenal.

Berbanding dengan Chitoge, walaupun hanya setahun ataupun dua tahun saling kenal, namun mereka selalu punya quality time layaknya sahabat dekat. Raku seperti paham jelek dan baiknya Chitoge dan Chitoge pun demikian. Raku seperti menerima hal itu begitu saja, tanpa kroscek lebih lanjut, tanpa menyesali itu. Mereka merasa nyaman sebagai sahabat dekat, di kondisi itu. Bandingkan dengan Kosaki yang terlihat seperti 'gebetan' tapi gak sedekat sahabat karib.

Saya tidak melihat lama atau tidaknya hubungan mereka, tapi saya melihat dari segi kedekatan mereka. Ada satu sisi dimana sebenarnya Raku dan Kosaki terlihat dekat sekali, padahal tidak, hanya seperti dua orang pasangan yang saling tertarik, tetapi tidak ingin ke jenjang yang simpel seperti sahabat dekat, ataupun make a quality time layaknya sahabat dekat.

Jadi inilah alasan kenapa saya lebih prefer ke Chitoge, saya yakin walaupun mungkin banyak yang akan menghujat karena memilih seekor gorila hehe. But I think, the best couple is begin from a friendship.

Apalagi saya tahu, mereka menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing. Inilah yang membuat saya semakin yakin dengan pilihan itu. Bukan karena Chitoge yang setengah bule atau blonde, ataupun Tsundere. Itu tidak ada hubungannya.

Tapi bukan berarti Kosaki tidak bagus. Salah besar jika menganggap seperti itu. Sama seperti pilihan capres, tiap capres ada kelebihan dan kekurangannya. Dan inilah yang saya lihat dari Chitoge. Kosaki juga adalah pilihan yang bagus, hanya saja aku pikir dari segi hubungan pun mereka agak jalan di tempat, jadi saya tidak berharap lebih untuk mereka bisa jadi pasangan yang ideal.

Saya bersyukur pada akhirnya Raku pun memutuskan memilih Chitoge di akhir manganya. Aku pikir itu pilihan yang bagus dan dia tidak rugi. Setidaknya Raku tidak "golput" dalam memilih.

Bagaimana dengan kalian? Hehe.

@Pundang Stories, 2019.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CatatanCakrawala - Sebuah Perjalanan Tak Terduga di Hulu Kabupaten Kapuas #Masuparia

Desa Masuparia Masupa Ria, adalah salah satu Desa yang berada di hulu Kapuas, tepatnya di hulu Sungai Mendaun anak Sungai Kapuas. Sekedar Informasi Desa terujung di Sungai Kapuas adalah Tumbang Bukoi, dan Desa yang berada di Muara Sungai Kapuas adalah Desa Batanjung. Keduanya berada di Kabupaten Kapuas, kabupaten yang wilayahnya memanjang dari hilir sampai ke hulu Kapuas. Tapi bukan Kapuas di Pontianak, tetapi di Kalimantan Tengah (biar ga typo hehe). Desa ini juga berada di daerah perbukitan yang merupakan jajaran Pegunungan Schwaner dan Muller, sehingga Masupa Ria juga termasuk dalam Jantung Kalimantan (Heart of Borneo). Di daerah ini juga terdapat areal pedulangan emas yang materialnya diambil dari kaki Gunung Puti/Masupa. Di tempat ini juga terdapat 3 Air Terjun dengan tinggi sekitar 100 meter.

#CatatanCakrawala - Monumen Tambun Bungai #Throwback #ExploreGunungMas

Monumen Tambun Bungai Monumen Tambun Bungai, merupakan satu dari benda cagar budaya bersejarah yang ada di Kabupaten Gunung Mas, sekaligus juga salah satu destinasi Wisata Budaya yang memiliki daya tarik tersendiri. Tambun Bungai, ini diambil dari nama dua orang tokoh legenda Suku Dayak, yakni Tambun dan Bungai. Legenda dan cerita rakyat Tambun Bungai sangat dikenal masyarakat setempat sebagai asal usul manusia di bumi Kalimantan Tengah. Tambun Bungai menjadi ikon Kalimantan Tengah, yakni Bumi Tambun Bungai, dan diambil sebagai nama jalan di beberapa kota di Kalimantan Tengah. Oke, sekarang kita akan mencoba melakukan perjalanan kembali ke "akar"

#CatatanCakrawala - Panorama Pasir Putih, Air Terjun Bumbun dan Tugu Equator Tumbang Olong #ExploreMurungRaya

Bukit Pasir Putih, mungkin juga disebut Bukit Tengkorak, adalah salah satu bukit yang cukup tinggi di jalur HPH yang menghubungkan daerah Uut Murung dan Muara Bumban. Ketinggiannya hampir mencapai >200an mdpl, tidak jauh dari situ terdapat Air Terjun Bumbun berketinggian sekitar 80 meter dan Desa Tumbang Olong yang merupakan ibukota Kecamatan Uut Murung. Di sanalah terdapat Tugu Khatulistiwa karena letaknya tepat di atas garis Khatulistiwa, dengan kata lain tempat tersebut jika diambil garis lurus maka sejajar dengan Kota Pontianak di Kalimantan Barat.  Titik kulminasi yaitu saat Matahari berada di atas garis Khatulistiwa (sekitar tanggal  21-23 Maret dan 21-23 September), juga terjadi di Tugu Equator Tumbang Olong ini, walaupun mungkin berbeda jam dengan Tugu yang di Pontianak. Pada saat itu bayangan kita akan tidak terlihat selama beberapa detik, karena Matahari akan berada tepat di atas kepala kita. Jarak tempuh menuju Kecamatan Uut Murung ini cukup jauh, sekitar 120 km,