Langsung ke konten utama

Nisekoi: Fanwar ala Politik Indonesia

Tahun 2019, mengulang 5 tahun sebelumnya, adalah Tahun yang penuh dinamika politik yang panas di Indonesia.

Dimana spanduk-spanduk kampanye yang sudah bertebaran serta tayangan-tayangan televisi Indonesia yang gak jauh-jauh topiknya daripada Pemilu, Pilpres dan lain sebagainya. Para kandidat capres cawapres yang blusukan, menyampaikan visi misi dan program kerjanya, dan debat di sana sini.

Dan saya memulai tahun 2019 ini dengan menonton salah satu anime yang lumayan lawas, yaitu Nisekoi.


Kenapa Nisekoi? Ceritanya begini.


Sebenarnya dari 5-6 tahun silam saya sudah memperhatikan anime-anime bahkan komik yang lagi ngehits. Ya salah satunya yang sedang saya bahas ini, Nisekoi, diambil dari manganya yang berjudul sama, karyanya Naoshi Komi.

Hanya saja ketika itu saya tidak terlalu tertarik, mungkin karena tahun-tahun itu saya disibukkan dengan tugas kuliah yang menumpuk. Dan anime yang saya tonton ketika itu sangat sedikit. Tahun-tahun itu jaman-jamannya anime Isekai tidak begitu semasif sekarang. Dulu SAO, Log Horizon, dan Accel World masih merajai kancah peranimean, katanya sih.

Cuman ketika waktu itu tahun 2014, juga masih panas-panasnya Politik Indonesia karena Pemilu dan Pilpres, lalu di dunia anime juga ikut-ikutan panas. Dari situlah saya tahu tentang Nisekoi.

Fanwarnya rupanya sengit juga, mirip dengan Cebong dan Kampret saat ini, dimana terbagi dua faksi besar, antara pendukung Kirisaki Chitoge #TeamChitoge dan pendukung Kosaki Onodera #TeamOnodera. Walaupun kita semua sepakat sudah mengakui endingnya seperti apa, namun fanwarnya masih panas sampai saat ini.

Gak jauh beda sih dengan apa yang terjadi dengan dunia perpolitikan di Indonesia.

Akhirnya saya nonton juga, dan sial...rame juga ternyata.

Ceritanya bermula dari seorang putra Yakuza bernama Ichijou Raku, yang dipasangkan dengan Kirisaki Chitoge, seorang putri Mafia Beehive, yang pada akhirnya mereka harus berpura-pura pacaran. Apalagi si Ichijou Raku ini sudah naksir kepada Kosaki Onodera, teman sekelasnya semenjak SMP.

Faksi Yakuza ini dan Faksi Mafia Beehive ini yang juga sudah sekian lama berperang, akhirnya berdamai dengan adanya "perjodohan" itu. Kalau saat ini barangkali seperti capres parodi Nurhadi Aldo yang terbentuk akibat pergolakan kelompok Cebong dan Kampret. Romeo and Juliet in da nutshell banget ya?

Si Ichijou Raku ini juga mempunyai janji kepada seorang gadis di masa kecilnya, janji untuk selalu bersama dan janji untuk menikah. Liontin yang selalu dibawanya kemana-mana adalah simbol dari perjanjian itu.

Hanya saja, dia harus menemukan siapa pemegang kunci sesungguhnya dari Liontin yang dia miliki, karena Raku sendiri sudah tidak mengingat siapa gadis yang berjanji padanya tersebut.

Ceritanya sendiri memiliki banyak plot twist yang tidak diduga. Buat yang pertama kali nonton siap-siap otaknya bakalan beku menganalisis misteri gadis yang berjanji pada Raku tersebut.

Dan Raku harus berhadapan dengan berbagai macam masalah, selain masalah hubungannya dengan Chitoge, dan Onodera Kosaki. Dimulai dengan kedatangan Tachibana Marika sebagai orang yang juga memiliki ikatan masa kecil dengan Raku dan masalah lainnya yang lumayan ribet.

Teka teki yang sulit untuk diungkap.

Sayangnya animenya hanya berjalan 2 season, dan belum ada kepastian tentang season berikutnya hingga sekarang. Manganya pun sudah tamat sekitar 3 tahun silam. Cukup panjang untuk sebuah manga romance, sekitar 229 chapter.

Namun belakangan di akhir tahun 2018 ini, versi Live Actionnya sudah tayang di Bioskop Jepang, dan tidak menutup kemungkinan juga tayang di beberapa negara. Semoga saja di Indonesia bisa tayang ye (ngarep sih).

Terlepas itu semua, kenapa dan apa yang terjadi hingga fanwar #TeamChitoge dan #TeamKosaki atau #TeamOnodera masih berlangsung hingga saat ini?

Dugaan saya karena ending di manganya? Mungkin ada yang tidak terima kalau Raku bersama si X atau si Y. Dan kalau menurutku sendiri mau tim manapun sih semuanya bagus.

Teori saya, tentang Team Onodera, atau lebih tepatnya Tim Kosaki, karena Onodera bisa saja Kosaki bisa saja Haru, adiknya, yang juga kepincut dengan Raku (anjir menang banyak nih orang). Kosaki sendiri berdagang kue bersama keluarganya. Walaupun lebih cekatan adiknya sih ketimbang dia. Kosaki dianggap sebagai pasangan ideal sejuta umat, karena mungkin sikapnya yang lugu, malu-malu, tapi juga rajin, perhatian dan pantang menyerah dan dianggap cocok dengan Raku karena sudah lama akrab dan sikapnya yang baik padanya. Terlebih Kosaki juga ternyata sudah tertarik pada Raku sejak lama.

Dan bertolak belakang dengan Chitoge, yang notabene kasar, cuek, dan payah dalam hal memasak (gak beda jauh sih dengan Kosaki hanya saja Kosaki lebih ke arah memasak kue), kemudian ceroboh, namun di sisi lain dia punya sikap yang cenderung mau menolong orang lain yang kesusahan. Ada kepribadiannya yang cenderung diterima oleh Raku sendiri. Walaupun begitu entah mengapa karakter Chitoge ini begitu tidak disukai netijen dan dianggap tidak begitu cocok dengan Raku.

Tapi, mengutip pepatah Jawa, witing tresno jalaran saka kulino, Chitoge ini diam-diam menaruh hati pada Raku, walaupun dia sendiri awalnya tidak ingin menerima hal tersebut. Sikapnya yang belakangan ngeselin itu perlahan berubah sedikit demi sedikit. Rasa terbiasa dekat sebagai pacar bohongan, akhirnya kepincut beneran. Jadi memicu fanwar semakin memanas (ampun dah)

Tapi toh, keputusan kembali kepada si Raku, karena siapapun yang dia pilih, itu tidak merugikan baginya. Walaupun segala sesuatu harus melalui konsekuensi yang besar.

Terlebih ketika keduanya juga memiliki kekurangan, yang harus diterima oleh Raku sendiri.

Seperti kita yang memilih capres dan cawapres. Mereka juga memiliki kelemahan.

Karena itulah pilihlah pilihan yang membuat kita merasa nyaman dengan apa yang kita pilih.

Dan saya pikir, ketika saya membaca ending di manganya, apa yang Raku pilih adalah pilihan yang tepat, terlepas itu menguntungkan atau merugikan baginya.

Dan kalau saya sendiri dukung yang mana? Entahlah, saya dukung yang menang saja hahaha.

Plis, lanjutin animenya. Udah gitu saja. Zawsze in Love!

@Pundang Stories, 2019.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CatatanCakrawala - Batu Suli dan Puruk Tamanggung Amai Rawang #ExploreGunungMas

Batu Suli dan Puruk Amai Rawang di belakangnya. Tampak Desa Upon Batu di sebelah kanan Bukit Masih di Kabupaten Gunung Mas, kali ini admin membahas tentang sebuah tempat yang bagi sebagian besar masyarakat Kalteng sudah tidak asing lagi, yaitu Batu Suli. Ini bukan nama Jalan di Kota Palangka Raya, juga bukan nama sebuah Hotel hehe... Namun Batu Suli merupakan sebuah tebing batu berbentuk lancip yang berada di tepian sungai Kahayan tepatnya di desa Upon Batu, Kecamatan Tewah. Kenapa disebut Batu Suli, dikarenakan di atas bukit tersebut terdapat semacam buah hutan yang bernama buah Suli, salah satu buah khas Kalimantan. Di belakang Batu Suli ini sendiri ada sebuah bukit yang cukup tinggi yang tebingnya juga menjorok ke arah sungai, namanya Puruk Tamanggung Amai Rawang atau lebih singkatnya sering disebut Puruk Amai Rawang, diambil dari kata Puruk yang artinya Puncak Gunung/Bukit, dan nama Amai Rawang sendiri diambil dari seorang Tamanggung (sekarang lebih disebut Damang/Kepal

#CatatanCakrawala - Monumen Tambun Bungai #Throwback #ExploreGunungMas

Monumen Tambun Bungai Monumen Tambun Bungai, merupakan satu dari benda cagar budaya bersejarah yang ada di Kabupaten Gunung Mas, sekaligus juga salah satu destinasi Wisata Budaya yang memiliki daya tarik tersendiri. Tambun Bungai, ini diambil dari nama dua orang tokoh legenda Suku Dayak, yakni Tambun dan Bungai. Legenda dan cerita rakyat Tambun Bungai sangat dikenal masyarakat setempat sebagai asal usul manusia di bumi Kalimantan Tengah. Tambun Bungai menjadi ikon Kalimantan Tengah, yakni Bumi Tambun Bungai, dan diambil sebagai nama jalan di beberapa kota di Kalimantan Tengah. Oke, sekarang kita akan mencoba melakukan perjalanan kembali ke "akar"

#CatatanCakrawala - Air Terjun Tosah, Desa Muara Jaan #ExploreMurungRaya

Air Terjun Tosah (3 Tingkat) Air Terjun Tosah merupakan satu dari beberapa Air Terjun yang telah terekspose di Kabupaten Murung Raya. Air Terjun 3 tingkat ini letaknya di Desa Muara Jaan, walaupun tidak persis di desanya. Seperti yang telah admin ceritakan sebelumnya, ini adalah air terjun yang bisa dikunjungi ketika kita hendak menuju Puruk Cahu, kalau melewati jalan darat dan tidak melewati pesawat atau kapal. Keunikan dari air terjun ini adalah pada saat musim kemarau air terjun ini akan kelihatan terbelah menjadi tiga aliran air (tingkat 1) dan 4-5 aliran di tingkat bawahnya (belah 3-nya mirip dengan Mandin Pantan di Riam Kanan Kalimantan Selatan). Airnya bahkan masih cukup jernih tidak terkontaminasi oleh zat-zat beracun atau warna-warna kekuningan ala sungai-sungai yang sering jadi sasaran tempat pendulangan emas seperti sebagian besar sungai di Kalimantan heuheu...