Langsung ke konten utama

YOUTH ACT Campaign! First on BLOG, WE ARE ready to GO

Prologue




Berkaca dari tahun lalu ketika Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera dan Kalimantan. Karhutla yang menghasilkan jutaan kubik partikel berukuran mini di udara yang menyebabkan berbagai macam penyakit pernafasan yang berujung kepada kematian, bahkan salah satu kota di Indonesia, yaitu Palangka Raya, sempat menjadi kota dengan tingkat pencemaran udara terparah di dunia Kepulan kabut asapnya malah sampai Singapura, Malaysia, bahkan hampir seluruh wilayah di Asia Tenggara! (sourcehttp://www.merdeka.com/dunia/palangkaraya-sementara-jadi-kota-berpolusi-udara-terparah-dunia.html).

Terparah di dunia, bukan keren sih sebenarnya, malah NGERI.


Memang banyak sekali faktor penyebab terjadinya karhutla yang tergolong luar binasa ini, salah satunya adalah fenomena El-nino yang menghasilkan kemarau panjang dan kering, dan posisi Matahari saat itu (September-Oktober) yang berada tepat di atas Khatulistiwa, memicu panas yang berlebihan, sehingga tanah gambut menjadi mudah terbakar (btw di daerah Sumatera dan Kalimantan sendiri sebagian besar Karhutla terjadi di daerah bertanah gambut). Kemudian pembangunan kanal yang justru mengeringkan air di tanah gambut itu sendiri. 

Di Kalimantan Tengah sendiri pernah ada pembangunan kanal raksasa untuk keperluan irigasi dan pertanian, pada era Soeharto, disebut juga proyek pengelolaan lahan 1 juta hektar, namun gagal dan menyisakan banyak bolong-bolong. Kanal ini masih ada di sekitar Kabupaten Pulang Pisau dan Kabupaten Kapuas, tepatnya di daerah transmigrasi Lamunti, Dadahup, Mengkatip hingga daerah Sebangau. Daerah inilah yang menjadi langganan Karhutla setiap tahun.

Sangat disesalkan hal itu terjadi, terutama ketika begitu banyak kepentingan-kepentingan dibelakang yang sengaja melakukan ini, oknum-oknum yang serakah terhadap alam. Mereka yang menyalahgunakan kekayaan alam untuk diri mereka sendiri. Pada akhirnya bencana seperti itu terjadi.

Yang Terjadi Saat Itu

Situasi saat itu (2015) di ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (dan juga daerah lain di Kalimantan) sebenarnya cukup mengerikan. Di Sumatera mungkin tidak separah hari itu, namun yang admin ingat, ada beberapa momen di mana situasi Kota Palangka Raya terlihat seperti senja hari padahal saat itu hari masih pagi karena tebalnya Kabut Asap saat itu. Ada yang bilang seperti di film Silent Hill, Punk Hazard karena gas beracun, atau kota hantu. Kalau admin sendiri, ini seperti di 'alam sebelah' (efek nonton Prima TV kayanya).

Gerbang ke alam sebelah -_-
Sungai Kahayan (semoga gak ada naga atau dinosaurus air yang muncul macam film Tara Arts)

Sudut Jalan Tjilik Riwut (Palangka Raya, September 2015)
Kadar PM10 (Partikel 10 mikron) di udaranya pernah mencapai 3000. Partikel yang lebih kecil daripada itu, yaitu PM 2,5 (Partikel 2,5 mikron) malah bisa sampai jutaan. Level ISPU berbahaya, dan ini sudah paling tinggi (di atas berbahaya tampaknya mematikan deh). Jangankan manusia, tumbuhan aja bakal sentolop kalau terkena paparan asapnya langsung.


Kadar PM 10 per jam (sumber: BMKG)

Ada moment ketika konsentrasi partikulat PM10 masih di atas 2000 dan PM 2,5 di atas jutaan, kondisi Kota Palangka Raya saat itu terlihat menguning, kadang memerah seperti darah. Admin menyebutnya fenomena 'blood day'. Ini bukan efek sepia atau efek seperti di film-film kolosal atau film perang yang identik dengan darah. Konsentrasi gas karbon dan gas-gas mematikan lainnya pada saat itu sangat tinggi.


Blood Day Phenomenon (no effect)

Dari beberapa data yang dihimpun, cukup banyak korban Kabut Asap yang terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), tidak jarang ada yang meninggal dunia. Bayi dan Lansia yang paling terancam jiwanya oleh paparan asap ini. Ada korban-korban yang terekspos oleh media dan ada yang tidak. Kebanyakan yang tidak ini mereka tidak menyadari kalau apa yang terjadi pada mereka disebabkan oelh paparan asap tersebut.

Yang Kami Lakukan

Setahun silam, admin dan beberapa rekan-rekan dari berbagai komunitas di Palangka Raya bergabung di sebuah gerakan yang disebut GAAs, yaitu Gerakan Anti Asap (Anti-Haze Movement), sejak Karhutla terjadi pada Bulan September 2015 melakukan kampanye dan aksi sosial sebagai respect atas bencana Karhutla dan Kabut Asap yang terjadi. Turun ke lapangan untuk membagikan masker, ikut memadamkan api, bahkan melakukan sosialisasi. Kampanye lewat foto dan video, dan juga aksi demonstrasi. Sesuatu yang bahkan admin sendiri baru kali ini ngelakuinnya. (walau yang admin ikuti cuma sebagian sih he)

Kedatangan relawan dari daerah lain dan beberapa negara juga cukup membantu admin dan rekan-rekan dalam melakukan kampanye dan aksi sosial. Dengan adanya Masker N95, Oxycan (Tabung oksigen berukuran mini), Alat Pengukur Partikulat (yang saat ini digunakan untuk mengukur kualitas udara di Palangka Raya, cek saja di http://www.facebook.com/PKYAQ ), dan beberapa obat-obatan. Bantuan-bantuan tersebut disalurkan ke beberapa desa, bahkan desa-desa terpencil yang memaksa kita untuk 'nyeker' untuk sampai kesana.


For Humanity that's not matter (bersama relawan dari Jogja dan tim kesehatan BNPB)
Banyak yang bilang kenapa harus Masker N95, bukannya itu masker mahal, susah nyarinya, dsb. Ada di postingan admin setahun silam (Baca: http://bci-official.blogspot.com/2015/10/aturan-main-dalam-menggunakan-masker.html). Sebenarnya di wilayah Palangka Raya sendiri ini Masker yang paling susah dicari (macam mencari Pokemon langka). Di apotik terbesar pun belum tentu ada yang jual, kecuali online. (Masalahnya kalau online ngirimnya lewat mana? Bandara lumpuh cuy, tukang pos aja mikir dua kali kalau lewat kabut tebal)

Ketika relawan dari Singapura dan Malaysia (RSG/Relief.sg, Big Red Button, dan Let's Help Kalimantan) dan relawan lainnya datang dan memperkenalkan seperti apa Masker N95 itu. Admin dan yang lainnya baru ngeh. Dan admin sadar selama ini admin menggunakan masker yang salah. Dua tiga lapis pun tidak membantu, karena yang dibutuhkan adalah masker yang rapat. Akhirnya setelah tahu cara untuk Survive (bertahan) saatnya membantu yang lain.

Tentang aktivitas Admin dalam melakukan aksi ini, ada di video Survive from the Haze. Kenapa jadinya Survive? Karena ini masalah apakah kita dapat bertahan dalam kondisi ekstrim seperti itu atau tidak. Cara bertahan dari paparan asap, dan itu tidak hanya dengan melindungi diri dengan Masker, tetapi bagaimana mencari sumbernya dan hancurkan. (Padamkan apinya, Red)


Walaupun mungkin untuk menyelamatkan orang-orang membutuhkan waktu dan dana yang tidak sedikit. Namun setidaknya inilah yang kami lakukan, sampai sejauh ini. Beberapa video lain masih bisa dilihat di sini (jangan lupa subscribe hehe).

Note: Cerita lainnya juga dapat dilihat di Documentary Series Get Rea! (Channel News Asia) bertajuk Heart of the Haze di sini: http://video.toggle.sg/en/video/series/get-rea-2015/ep1/346444

Jumpun Pambelom

Jumpun Pambelom, ini adalah salah satu dari tempat favorit admin selama melakukan anti-haze campaign. Ini sebenarnya mirip dengan Tahura (Taman Hutan Raya), lebih tepatnya versi mini dari Tahura. Lokasinya di desa Tumbang Nusa, bersebelahan dengan kantor KHDTK Tumbang Nusa). Taman Hutan model ini juga ada di Eco Village Rungan Sari Tangkiling, namun karena tergolong wilayah pribadi jadi membutuhkan privilege access ke situ.



Di sini pula admin memperoleh beberapa informasi bahwa selain tabat kanal, sumur bor juga dibutuhkan untuk mencegah Karhutla. Sekedar info bahwa tabat kanal adalah prosedur penutupan kanal di lahan gambut agar air yang berada di lahan tersebut tidak merembes ke sungai sehingga meminimalisir pengeringan tanah gambut yang merupakan salah satu penyebab Karhutla. 

Saat ini di sepanjang jalur dari Desa Taruna hingga jalan layang Tumbang Nusa telah dipasang beberapa sumur bor. Jumpun Pambelom sendiri selain sebagai kawasan untuk habitat flora dan fauna di tanah gambut, juga merupakan base dari Tim Serbu Api Jumpun Pambelom. Sepanjang hari selama musim kemarau dan Karhutla Tim Serbu Api ini terus melakukan patroli, tidak hanya di dalam kawasan Jumpun Pambelom, tetapi juga di daerah-daerah rawan terbakar di Tumbang Nusa.

Catatan: di sini admin juga nemu rule dalam memadamkan api, bahwa ketika sudah selesai memadamkan api, kawasan sekitar harus dibasahi, karena kemungkinan api akan muncul lagi dari bawah tanah, atau tanah di area yang terbakar harus dibasahi. Begitu kira-kira.

Admin mengunjungi tempat ini kurang lebih 2 kali, bersama relawan dari Singapura, dan yang ketiga kalinya ini gagal karena berada di luar kota (padahal yang ketiga kalinya ini pelatihan pemadam cuy!)

Youth Act

Ini section yang terakhir dan merupakan inti dari postingan ini. 

Apa itu Youth Act? Kalau menurut admin, ini adalah sebuah movement, bisa juga sebagai youth-anti-haze campaign, Bentuk campaign-nya adalah #Act2Give. Maksudnya memberikan sesuatu dalam bentuk aksi sosial menanggapi terjadinya Karhutla dan Kabut Asap (bisa juga). Sekelompok anak muda yang menolak diam, menolak untuk duduk dan bune bune. Diam dalam arti apatis, tidak peduli. Merasa segala sesuatu bodo amat. Anak muda yang bertindak. Sederhana dan berkelas.

Tanpa basa basi ini detil kegiatannya (ada di video).



( sehabis nonton video ini....
vang Tara: "gue tahu siapa ketuanya"
vang Gema: "siapa emang?"
vang Tara: "yang ngerekam"
vang Gema: "&^$)&^@&)$^@&" 
*intermezo hehe #iniapacoba)


Dalam beberapa postingan sebelumnya, semuanya menjadi latar belakang, mungkin juga pendahulu, dari apa yang akan dilakukan selanjutnya di dalam Youth Act. Youth Act, yang baru terbentuk April silam, bersama dengan Ranu Welum Media dan Majalah Danum, pada intinya melakukan aksi sosial. Fundraising, Sosialisasi, Pelayanan Kesehatan, Pendirian Rumah Singgah, bahkan baru-baru ini membentuk tim serbu Api dengan nama Youth Fire Squad.

Sejauh ini Youth Act telah melakukan Sosialisasi ke beberapa sekolah dan kampus, bahkan organisasi. Baru-baru ini juga melakukan sosialisasi pada acara GIN Kalimantan di Rungan Sari. Sejauh ini admin masih tidak terlalu terlihat (macam John Cena aja), tetapi bukan berarti hanya diam hehe. Dari blog ini admin akan menginformasikan hal-hal yang (mungkin) tidak agan-agan ketahui tentang campaign ini. Terutama tentang apa yang harus agan-agan lakukan jika ingin berpartisipasi dalam campaign ini. Tidak perlu menjadi relawan di lapangan, namun setidaknya bisa membantu, walaupun hanya ceban atau gopek (lho?)

Satu yang tidak kalah penting dari Youth Act adalah goods yang digunakan untuk FundraisingAda beberapa goods (barang) yang mungkin bisa mengobati rasa penasaran agan-agan, salah satunya yaitu Majalah Danum, yang menginformasikan tentang hal-hal berbau Sosial dan Budaya, banyak artikel menarik yang bisa dibaca, bahkan mungkin jika tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan Dayak dan Kalimantan. Keuntungannya ini bilingual, alias dwi bahasa Inggris-Indonesia. Sejauh ini admin hanya melihat sekilas (itupun edisi pertama wkwk). Tetapi buat yang berminat bisa dipesan (kontaknya ke sini bukan ke gue ye). Kemudian TRI Handkerchief, yaitu sebuah sapu tangan (dibilang sapu tangan kayanya bukan, Slayer pun bukan, Bandana pun bukan. Kemungkinan campuran ketiganya). Keunikannya adalah ada pada gambar Pulau Kalimantan-nya (menurut admin sih). Perlu diketahui bahwa sebagian hasil penjualan digunakan untuk donasi kegiatan, terutama untuk membeli Masker N95, Oksigen dsb. (jadi endorse beneran nih)

Bagaimana dengan pergerakan selanjutnya, kami masih akan bergerak. Bahkan admin sendiri. Tidak hanya berada di depan layar, tetapi turun ke lapangan, berjuang untuk membebaskan. Ada jutaan masyarakat Kalimantan yang saat ini butuh bantuan. Campaign ini mungkin hanya sekedar pergerakan kecil, tidak... mungkin akan meluas suatu saat.

Ini cerita admin dalam beberapa bulan ini, tentang hal-hal, aktivitas yang mungkin membuat admin jarang ngepost di blog ini. Semoga dalam beberapa moment berikutnya bisa melanjutkan cerita-cerita, terutama tentang perjalanan admin yang belum selesai. Kegiatan relawan dan travelling yang terutama. Membuatnya ke dalam suatu rangkaian cerita yang utuh. Kalau dibukukan tampaknya laku (apa coba).

Anyway, selamat melakukan pergerakan. I'll come back soon. Adios.

(vang Gema: "masih dibahas masalah ketua?")

More info:
Website: www.ranuwelum.org
Facebook: http://www.facebook.com/Ranu-Welum-Media-750577298326171
Youth Act: http://www.facebook.com/Youth-Act-Act2give-1749157712033856

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CatatanCakrawala - Sebuah Perjalanan Tak Terduga di Hulu Kabupaten Kapuas #Masuparia

Desa Masuparia Masupa Ria, adalah salah satu Desa yang berada di hulu Kapuas, tepatnya di hulu Sungai Mendaun anak Sungai Kapuas. Sekedar Informasi Desa terujung di Sungai Kapuas adalah Tumbang Bukoi, dan Desa yang berada di Muara Sungai Kapuas adalah Desa Batanjung. Keduanya berada di Kabupaten Kapuas, kabupaten yang wilayahnya memanjang dari hilir sampai ke hulu Kapuas. Tapi bukan Kapuas di Pontianak, tetapi di Kalimantan Tengah (biar ga typo hehe). Desa ini juga berada di daerah perbukitan yang merupakan jajaran Pegunungan Schwaner dan Muller, sehingga Masupa Ria juga termasuk dalam Jantung Kalimantan (Heart of Borneo). Di daerah ini juga terdapat areal pedulangan emas yang materialnya diambil dari kaki Gunung Puti/Masupa. Di tempat ini juga terdapat 3 Air Terjun dengan tinggi sekitar 100 meter.

#CatatanCakrawala - Monumen Tambun Bungai #Throwback #ExploreGunungMas

Monumen Tambun Bungai Monumen Tambun Bungai, merupakan satu dari benda cagar budaya bersejarah yang ada di Kabupaten Gunung Mas, sekaligus juga salah satu destinasi Wisata Budaya yang memiliki daya tarik tersendiri. Tambun Bungai, ini diambil dari nama dua orang tokoh legenda Suku Dayak, yakni Tambun dan Bungai. Legenda dan cerita rakyat Tambun Bungai sangat dikenal masyarakat setempat sebagai asal usul manusia di bumi Kalimantan Tengah. Tambun Bungai menjadi ikon Kalimantan Tengah, yakni Bumi Tambun Bungai, dan diambil sebagai nama jalan di beberapa kota di Kalimantan Tengah. Oke, sekarang kita akan mencoba melakukan perjalanan kembali ke "akar"

#CatatanCakrawala - Panorama Pasir Putih, Air Terjun Bumbun dan Tugu Equator Tumbang Olong #ExploreMurungRaya

Bukit Pasir Putih, mungkin juga disebut Bukit Tengkorak, adalah salah satu bukit yang cukup tinggi di jalur HPH yang menghubungkan daerah Uut Murung dan Muara Bumban. Ketinggiannya hampir mencapai >200an mdpl, tidak jauh dari situ terdapat Air Terjun Bumbun berketinggian sekitar 80 meter dan Desa Tumbang Olong yang merupakan ibukota Kecamatan Uut Murung. Di sanalah terdapat Tugu Khatulistiwa karena letaknya tepat di atas garis Khatulistiwa, dengan kata lain tempat tersebut jika diambil garis lurus maka sejajar dengan Kota Pontianak di Kalimantan Barat.  Titik kulminasi yaitu saat Matahari berada di atas garis Khatulistiwa (sekitar tanggal  21-23 Maret dan 21-23 September), juga terjadi di Tugu Equator Tumbang Olong ini, walaupun mungkin berbeda jam dengan Tugu yang di Pontianak. Pada saat itu bayangan kita akan tidak terlihat selama beberapa detik, karena Matahari akan berada tepat di atas kepala kita. Jarak tempuh menuju Kecamatan Uut Murung ini cukup jauh, sekitar 120 km,