Langsung ke konten utama

Tempat menarik yang kudu kamu kunjungin ketika di Palangka Raya (Chapter 3) : Danau Hanjalutung

Kali ini pada topik travelling admin akan memperkenalkan salah satu tempat bagus (buat mancing) karena di sana cukup banyak ikannya, terutama Ikan Baung, Jelawat dan Tauman. Salah satunya adalah Danau Hanjalutung di desa Petuk Katimpun sekitar 10 km dari pusat Kota Palangka Raya. Belakangan ini tempat itu sering dijadikan spot memancing dan juga rencananya akan dijadikan tempat wisata.

Danau Hanjalutung, ditandai dengan tanda panah merah
Danau Hanjalutung, juga merupakan salah satu oxbow lake (danau tapal kuda), yaitu danau yang dihasilkan dari sungai yang berkelok-kelok atau sungai meander yang melintasi daratan dan mengambil jalan pintas (terusan) sehingga meninggalkan potongan-potongan yang akhirnya membentuk danau tapal kuda. Danau dengan tipe serupa banyak ditemukan di DAS Kahayan, Barito, Katingan, dan Rungan.





Bagaimana rutenya? Apabila anda berada di Kota Palangka Raya, ambil jalan menuju Tangkiling/Kasongan/Sampit (Jl. Tjilik Riwut) hingga Km. 10 ambil belokan kanan menuju desa Petuk Katimpun.


Lurus terus mengikuti jalan yang ada (tengah dalam perbaikan)




Hingga hampir mencapai perkampungan warga ada jalan setapak di sebelah kiri, masuk melalui jalan setapak tersebut (hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua)


Lewat jalan setapak ini, jalannya cukup sulit karena jarang dilalui alias hanya warga sekitar desa saja yang melewati jalur ini


Terus ikuti jalan hingga sampai ke danaunya (kira-kira 1 km-an)





Pepohonan di sekitar danau, efek kabut asap beberapa waktu lalu jadi terkesan horror




Kelihatannya saja seperti sungai, padahal ini adalah sebuah danau






Pesan peringatan buat yang pengen mancing di danau ini. Karena di sini juga ada alat-alat nelayan (banjur/lunta/jala) yang kemungkinan dipasang di tengah danau, jadi tidak boleh diganggu atau dirusak. Apabila dirusak resikonya tanggung sendiri hehe.


UPDATE: Saat musim hujan karena daerah Petuk Katimpun ini adalah mayoritas gambut dan rawa maka area jalan ini akan sering kebanjiran akibat meluapnya sungai Rungan so ada kemungkinan anda tidak akan dapat mencapai danau akibat rusak/putusnya jalan sehingga mau tidak mau anda harus menyewa kelotok milik warga, jadi sangat disarankan untuk kesana ketika tidak musim banjir (air pasang) atau lebih baik jika ingin memancing bisa di rawa-rawa sekitar jalan menuju Petuk Katimpun.

Sekian laporan dari admin, jika anda berminat untuk datang kemari monggo, tapi ingat sampah-sampahnya tolong dibawa. Jangan sampai karena kedatangan kita jadi membuat tempat-tempat yang awalnya indah dipandang jadi rusak.

Jadilah petualang yang bertanggung jawab. Sekian :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#CatatanCakrawala - Sebuah Perjalanan Tak Terduga di Hulu Kabupaten Kapuas #Masuparia

Desa Masuparia Masupa Ria, adalah salah satu Desa yang berada di hulu Kapuas, tepatnya di hulu Sungai Mendaun anak Sungai Kapuas. Sekedar Informasi Desa terujung di Sungai Kapuas adalah Tumbang Bukoi, dan Desa yang berada di Muara Sungai Kapuas adalah Desa Batanjung. Keduanya berada di Kabupaten Kapuas, kabupaten yang wilayahnya memanjang dari hilir sampai ke hulu Kapuas. Tapi bukan Kapuas di Pontianak, tetapi di Kalimantan Tengah (biar ga typo hehe). Desa ini juga berada di daerah perbukitan yang merupakan jajaran Pegunungan Schwaner dan Muller, sehingga Masupa Ria juga termasuk dalam Jantung Kalimantan (Heart of Borneo). Di daerah ini juga terdapat areal pedulangan emas yang materialnya diambil dari kaki Gunung Puti/Masupa. Di tempat ini juga terdapat 3 Air Terjun dengan tinggi sekitar 100 meter.

#CatatanCakrawala - Monumen Tambun Bungai #Throwback #ExploreGunungMas

Monumen Tambun Bungai Monumen Tambun Bungai, merupakan satu dari benda cagar budaya bersejarah yang ada di Kabupaten Gunung Mas, sekaligus juga salah satu destinasi Wisata Budaya yang memiliki daya tarik tersendiri. Tambun Bungai, ini diambil dari nama dua orang tokoh legenda Suku Dayak, yakni Tambun dan Bungai. Legenda dan cerita rakyat Tambun Bungai sangat dikenal masyarakat setempat sebagai asal usul manusia di bumi Kalimantan Tengah. Tambun Bungai menjadi ikon Kalimantan Tengah, yakni Bumi Tambun Bungai, dan diambil sebagai nama jalan di beberapa kota di Kalimantan Tengah. Oke, sekarang kita akan mencoba melakukan perjalanan kembali ke "akar"

#CatatanCakrawala - Panorama Pasir Putih, Air Terjun Bumbun dan Tugu Equator Tumbang Olong #ExploreMurungRaya

Bukit Pasir Putih, mungkin juga disebut Bukit Tengkorak, adalah salah satu bukit yang cukup tinggi di jalur HPH yang menghubungkan daerah Uut Murung dan Muara Bumban. Ketinggiannya hampir mencapai >200an mdpl, tidak jauh dari situ terdapat Air Terjun Bumbun berketinggian sekitar 80 meter dan Desa Tumbang Olong yang merupakan ibukota Kecamatan Uut Murung. Di sanalah terdapat Tugu Khatulistiwa karena letaknya tepat di atas garis Khatulistiwa, dengan kata lain tempat tersebut jika diambil garis lurus maka sejajar dengan Kota Pontianak di Kalimantan Barat.  Titik kulminasi yaitu saat Matahari berada di atas garis Khatulistiwa (sekitar tanggal  21-23 Maret dan 21-23 September), juga terjadi di Tugu Equator Tumbang Olong ini, walaupun mungkin berbeda jam dengan Tugu yang di Pontianak. Pada saat itu bayangan kita akan tidak terlihat selama beberapa detik, karena Matahari akan berada tepat di atas kepala kita. Jarak tempuh menuju Kecamatan Uut Murung ini cukup jauh, sekitar 120 km,